Jumat, 09 Oktober 2009

Antara Koi Lokal Dan Koi Import

Keberadaan koi local di tanah air cukup mendapat tempat dikalangan hobbies koi di tanah air, cuman yang menjadi sesuatu yang cukup memprihatinkan adalah posisi tempat itu didapat karena suatu keterpaksaan belaka, kalau boleh di ibaratkan dunia tinju atau sepak bola koi lokal hanya menang WO.
Yang kalau boleh diartikan koi local hanya mendapat tempat dikarenakan factor harga bukan karena apresiasi koi itu sendiri. Kalangan hobbies koi masih banyak yang terbelenggu sebuah paradigma bahwa koi import berkualitas jauh lebih baik dari koi local.
Nach, mungkin hal tersebut yang menjadi tugas kita para hobbies muda untuk membuktikan apakah paradigma tersebut benar atau salah, mungkin dalam hal ini kita tidak harus membuktikan benar atau salah, tugas kita hanya cukup memberikan apresiasi apakah paradigma tersebut tepat atau tidak, bukan benar atau salah.
Mengapa?
Dalam menikmati koi keeping kalau boleh diibaratkan sama dengan kita menganut “ keimanan ” kita, banyak perbedaan dalam menjalankan, tapi cuman satu tujuan dan semua memiliki satu tujuan.
Banyak cara dan semuanya benar, tinggal kita yang menentukan cara mana yang dipakai dan cara mana yang kita pilih, harus sesuai dengan kondisi keadaan kita dan sanubari kita.
Apa sebenarnya yang membedakan koi import dan local, setelah penulis sendiri amati secara menyeluruh tidaklah ada yang dapat membedakan koi import dan koi local secara spesifik.
Yang dapat dibedakan hanyalah factor – factor penilaian secara umum, tidak secara spesifik.
Dan hal ini pula yang banyak dimaanfaatkan oleh beberapa pedagang yang kurang terpuji dengan menjual koi local berkualitas dengan label import untuk mengangkat harga jual.
Kalau ada yang bilang koi import mempunyai struktur badan yang baik, koi local juga ada yang mempunyai stuktur body yang baik, bahkan koi import kelas pinggiran saja mungkin bisa dilewati.
Walau memang harus diakui secara umum koi import mempunyai struktur badan yang lebih baik.
Dan harusnya kita dapat memahami apabila kita menyelami latar belakang hal tersebut.
Kalau ada yang bilang koi import pola atau pattern yang baru finish pada ukuran dan usia tertentu, koi local juga ada baru finish pada ukuran dan usia tertentu.
Masalah pola ini apa tidak lebih baik kalau pola sudah finish pada usia dini sehingga dalam koi keeping kita tidak terlanjur kecewa ?
Ada juga yang bilang koi import bisa jumbo kalau koi local tidak bisa.
Kalau kita telaah secara mendalam apa ada jaminan kalau koi import bisa jumbo?
Koi import kelas TOP breeder jepang pun, tidak berani memberikan garansi 100% bahwa koi mereka pasti bisa menjadi ukuran jumbo.
Garansi dari mereka,IKAN KOI DI JAMIN BISA JUMBO, KALAU IKAN KOI TIDAK BERKEMBANG AKAN DIGANTI DENGAN KOI YANG LAIN.
Kalau kita telaah secara implisit sebenarnya mereka tidak menggaransi koi mereka bisa jumbo 100%,
Karena memang secara tehnik tidak mungkin kita bisa memastikan seekor koi bisa jumbo apa lagi masih pada ukuran 15-20 cm, yang bisa hanya PREDIKSI DAN KEMUNGKINAN BESAR, TIDAK AKAN BISA MEMASTIKAN 100%.
Apakah kita bisa memastikan kehendak YANG MAHA KUASA ? di batasan ukuran berapa koi bisa disebut JUMBO? Apakah koi local tidak ada yang mencapai ukuran tersebut?
Mungkin hanya satu jawaban yang bisa kita dapat yakni, : BAHASA MARKETING , mungkin hal ini yang harus menjadi tauladan para breeder local kita.
Kalau kita mendalami, mengapa koi import secara umum lebih baik dari koi local ?
Untuk mempelajari hal tersebut mungkin kita harus mendalami dan memahami latar belakang dari industri koi itu sendiri dari sudut pandang industri bukan dari sudut pandang dari seorang hobby.
ANALISA PASAR
Kalau kita perbandingkan dengan industri lain, seorang produsen tas, sepatu, atau garmen yang memproduksi untuk tujuan export akan menjaga betul kualitas secara ketat dan disiplin, tapi untuk tujuan pasar local hal tersebut akan bersifat mendua dalam artian antara menjaga quality control dan pertimbangan higt cost production.
Selain hal tersebut factor harga sangat besar peranannya disini.
Secara dalil ekonomi semakin tinggi kualitas barang akan berbanding lurus dengan harga.
Sebagai contoh pemahaman mungkin kita ambil contoh kalau kita membeli sebungkus rokok
Rokok merk A dengan harga beli Rp.6.000 / bungkus. Isi 12 batang
( salah satu rokok kretek nasional dengan slogan Hijau ), kita bandingkan dengan
Rokok merk GG dengan harga beli Rp. 9.000 / bungkus. Isi 16 batang
( salah satu rokok nasional dengan merk tempat penyimpanan bahan rasa asin )
Menurut anda mana yang akan anda beli ?
Mungkin banyak jawaban, diantara nya :
1. Jelas merk A, Rp.6.000 lebih murah dari Rp.9.000
2. Jelas merk A, walau di hitung per batang Rp. 500, masih lebih murah dari Rp.562,5.
3. Merk GG , kalau yg kita beli rokoknya saja, jika kita beli rokok tidak harus bayar Cukai rokoknya.
4. Beli merk GG karna kalau merk A kan rokok kuno bukan rokok modern
5. Beli merk GG karna kalau merk A rokok kelas bawah , jadi gengsi.
6. Beli merk A walau kalau di hitung karena harga lebih mahal, kalau kita tidak harus bayar cukai.
Karna yang kita nikmati tembakaunya bukan cukainya.
7. merk GG, karena sesuai selera
8. merk A, karena sesuai selera
9. Beli merk A kalau dilihat harga tembakau nya saja lebih mahal, pasti lebih berkualitas.
10. merk GG , karena merk lebih TOP
11. Dan lain lain jawaban
Jawaban mana yang anda pilih ? Ya anda, benar apapun jawaban anda, karena menurut saya semua jawaban di atas semua benar, termasuk jawaban anda semua yang tidak tertulis di atas, semua benar. Tinggal kita menilai dari prespektif kita masing – masing. Dan tiap individu mempunyai sudut pandang yang berbeda.
Kalau kita kembalikan dalam memilih dalam koi keeping, mana yang akan anda pilih ?
Jawaban anda akan bisa menjawab posisi atau faham anda dalam koi keeping
NILAI INTRISIK
Nilai intrisik dalam hal ini juga harus menjadi pertimbangan dalam pemikiran kita. Yang mungkin harus menjadi pertimbangan adalah nilai keindahan koi itu sendiri terlepas dari semua factor yang terkait.
Selain hal tersebut yang mungkin menjadi pertimbangan adalah nilai maanfaat ikan koi itu sendiri apakah untuk tujuan estetika keindahan atau untuk tujuan lain, prestise misalkan. Kalau untuk tujuan prestise mungkin koi dengan embel – embel atau lebel Ogata, Momontaro, dan lain – lain akan sangat berguna.
Mungkin yang harus menjadi pertimbangan kita juga biaya distribusi koi import jauh lebih besar dari koi local, selain juga panjang – pendeknya jalur distribusi ikan koi itu sendiri.
YANG TERLUPAKAN
Mungkin yang selama ini terlupakan oleh kita adalah jumlah peredaran koi local dan koi import di tanah air, jelas koi local jauh lebih banyak dari koi import.
Dan koi local yang beredar tentunya dari berbagai kelas mulai dari show Quality sampai gread ter rendah, sehingga semakin mendukung paradigma koi local tidak berkualitas.
Selain factor di atas yang banyak terlupakan oleh kita adalah keberadaan kami breeder koi local, yang jarang mendapat perhatian dan apresiasi dari para hobbies koi.
Para breeder koi local tidaklah menjaga kualitas ikan koi, secara total dikarenakan pertimbangan dari segi bisnis. Memang kebanyakan dari peternak koi local akan meyeleksi koi sampai tingkatan tertentu.
Yang menjadi masalah adalah hasil tidak lolos seleksi tetap dijual ke pasar untuk menutupi atau menambah penghasilan, seringkali koi yg diseleksipun terlalu dipaksakan walau kualitas kurang memadai.
Dan dalam hal ini kita dipaksa untuk harus dapat memaklumi dikarenakan factor keterbatasan sarana dan sumber daya.
Ini sangat jauh berbeda dengan di jepang yang konon kabarnya koi yang tidak lolos seleksi diolah menjadi makanan ternak yang mungkin juga menjadi makanan koi.
Dan hal ini juga yang sangat memperburuk image koi local , dari para hobbis yang berpikiran sempit.
PERNAHKAN ANDA MEMBAYANGKAN ?
Yang terlintas di benak saya adalah suatu kayalan, saya membeli koi import uk 25 cm, dengan harga Rp. 2,5 juta. Pasti saya sudah merasa puas koi tersebut berenang di kolam saya dan cukup dapat membahagiakan dan membanggakan.
Namun pernah juga saya membayangkan kalau seandainya saya membeli koi local ukuran 25 cm, dengan harga Rp. 2,5 juta!!!!!!
Pastilah kolam saya akan jauh lebih indah dan jauh dapat dibangakan!
Yang tidak pernah berani saya bayangkan kalau membandingkan koi import ukuran 25 cm seharga Rp. 2.500.000, dengan koi local ukuran 25 cm seharga 250.000 rupiah !!!
Dan saya ajurkan anda jangan pernah membayangkan hal ini, hal ini akan menjadikan pikiran yang cukup dilematis, sangat sulit untuk dipecahkan.

Sumber:
http://terminalkoi.com

Kamis, 08 Oktober 2009

''Stres Berkepanjangan? Peliharalah Ikan Koi''

PENDAPAT Prof Cary LG pengarang buku Psikologi untuk Manajer, hobi cenderung membuat orang lupa waktu, lupa keluarga, bahkan diri sendiri. Untuk hobi tak jarang orang harus merogoh kocek dalam-dalam.

Seorang manajer yang baik, lanjut Prof Cary, dapat mengatur hobinya dengan baik pula sehingga dapat menguntungkan bagi perusahaan, karier, keluarga, dan lingkungannya.

Berangkat dari hobi tersebut Agus Sutanto MBA (49), pengusaha sabun colek ternama bersama penghobi lain beramai ramai menjadikan hobi sebagai bagian dari usaha penunjang yang menghasilkan uang. Mereka kini membuat peternakan ikan koi yang besar di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Nyatnyono.

Untuk beternak ikan yang konon dapat menghalau stres itu, Agus membeli sejumlah bibit unggul langsung dari Jepang. Semula hanya beberapa ekor saja, tetapi kini sudah ratusan induk ikan miliknya yang siap untuk dikembangbiakkan.

Satu ekor bibit dengan panjang 25 cm, dia membeli Rp 3,5 juta. Setelah dibeli belum dapat untuk dikembangbiakkan. Bila tubuh induk telah mencapai panjang 75 cm barulah dapat dikembangbiakkan.

Ketentuan tersebut, ujar Ir Fajar Basuki MSc, memang ideal untuk mulai dikembangbiakkan. Sesungguhnya kurang dari panjang tersebut dapat dikawinkan, namun hasilnya buruk.

Belum Maksimal

Meski Agus memiliki bibit yang tergolong ''kelas'' (juara), dia mengaku hasilnya belum maksimal seperti yang diharapkan. Sebagai gambaran dari satu kali bertelur, baru 5% saja yang menjadi bibit baik.

Dia membagi, ada tiga kelas ikan Koi masing-masing kelas A yang disebut jenis shawa, thaisho, kohaku, menyusul kelas B koromo tansho, girin showa, dan kelas C di luar jenis tersebut.

Dari negara asalnya Jepang, Koi memiliki 174 jenis namun yang dikenal hanya beberapa saja.

Koi merupakan ikan kolam, keindahannya hanya akan terlihat bila berada di kolam dan dilihat dari atas. Koi bukan ikan akuarium, jika dimasukan ke dalam akuarium tak akan menunjukkan keindahan dan keasyikan ketika memandanginya.

Bentuk postur ikan sangat memengaruhi harga jual selain bentuk warna yang indah. Bentuk baik, ujar Agung dan Fajar, memiliki bentuk proporsional, ''Jika dilihat dari atas bentuknya seperti bom.''

Tak jarang bila sedang stres, Agus mengaku sering tertidur di atas kolam setelah melihat geliat dan lenggang lenggok ikan koi miliknya.

Kendati telah menghasilkan, ucap pria yang banyak terjun ke organisasi sosial itu, modal yang dikeluarkan belum kembali. Untuk investasi kolam dan bibit sudah menghabiskan miliaran rupiah. Bahkan beberapa waktu lalu, dia pernah rugi Rp 500 juta lantaran semua induk ikan yang dia miliki mati terkena virus. ''Jika niat ingin berbisnis pasti orang akan menjadi stres. Tapi dilakukan lantaran hoby, ya stresnya tidak berkelanjutan''.

Mengenai harga, Agus masih mematok harga ''toleransi''. Artinya bila sesama penghoby atau mereka yang ingin benar benar belajar beternak ikan koi, hanya dilepas dengan harga Rp 1.000 meskipun dia membeli induknya Rp 3,5 juta. Bahkan dapat digratiskan. ''Saya akan beri asal jangan memilih lo,'' katanya serius. Sekarang setiap dua bulan dia sudah dapat menjual paling sedikit 3.000 ekor ikan Koi.

Kerja Sama

Sumber daya alam yang ada di Ungaran, ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ir H Warnadi MM memang baik untuk pengembangbiakan ikan koi termasuk ikan hias jenis lain.

Hasil kesepakatan dengan Pemkot Bogor beberapa waktu lalu, peternak ikan di Ungaran akan ''dikawinkan'' dengan peternak ikan yang ada di kota hujan tersebut. Peternak di Bogor memiliki keunggulan dan telah mempunyai pasar ekspor.

Dengan bekerja sama dengan mereka, ikan koi asal Ungaran kelak dapat juga diekspor bersama jenis ikan lain. Selain itu, Warnadi minta peternak yang ada di Ungaran dapat juga melakukan kerja sama dengan warga sekitar. (C17-76j)


Sumber:
http://www.suaramerdeka.com/harian/0207/02/kot20.htm

Selasa, 06 Oktober 2009

Ikan Koi Daerah Canggu Kediri

Ikan Koi merupakan ikan yang memiliki nilai estetika yang luar biasa. Ikan ini memiliki nilai jual yang bisa dibilang cukup tinggi. Bagaimana tidak, dilihat mulai dari tubuh ikan tersebut berbagai macam corak nampak dengan indahnya. Tak jarang, tidak sedikit orang yang bergelut usaha beternak ikan koi untuk mendapatkan penghasilan yang funtastis.

Seperti halnya, masyarakat desa Canggu yang memanfaatkan usaha ternak Ikan Koi ini menjadikan peluang bisnis bagi mereka. Tak tanggung- tanggung keuntungan yang mereka dapatkan ketika beternak ikan Koi berkisar antara puluhan hingga ratusan juta rupia. Ini bukanlah keuntungan yang biasa namun ini adalah keuntungan yang luar biasa.

Berbagai macam alasan telah dikemukakan dari sebagian besar masyarakat Desa Canggu, mengapa mereka tertarik menggeluti bisnis beternak Ikan Koi. Diantara alasan yang terdapat dalam benak mereka antara lain: beternak Ikan Koi merupakan salah satu hobby mereka selain itu hobby yang mereka geluti saat ini juga dapat menambah pendapatan mereka.

Selain itu, lokasi yang amata strategis di Desa Canggu membuat mereka makin memantapkan usahanya untuk beternak Ikan Koi. Bagaiman tidak, lahan yang cukup luas, suhu udara yang cukup dan udara yang masih bisa dibilang fresh, membuat usaha beternak Ikan Koi makin berkembang melaju pesat.

Banyak kalangan orang yang datang ke Desa Canggu untuk membeli atau bahkan melihat- lihat usaha beternak ikan koi. Memang dalam menjalankan usaha tak selamanya berjalan lurus seperti apa yang kita inginkan, kadang kalanya juga dalam berbisnis usaha yang kita geluti berada dalam baying-bayang kehancuran bahkan kerugian. Namun, perasaan seperti itu dapat ditepis oleh sebagian banyak orang di Desa Canggu yang menggeluti bisnis beternak Ikan Koi. Mereka beranggapan beternak Ikan Koi adalah hobby dan mata pencaharian mereka. Perasaan optimis itulah yang menjadikan masyarakat Desa Canggu sukses dalam menjalankan usaha Ikan Koi tersebut.


Sumber:
http://pradinacweet.blogdetik.com

Senin, 05 Oktober 2009

Contoh Kolam ikan koi yang sederhana

Minggu, 04 Oktober 2009

Budidaya Ikan Koi Menjanjikan Keuntungan

Liputan6.com, Blitar: Penurunan nilai jual ikam gurame telah merugikan petani di Blitar, Jawa Timur. Akhirnya, para petani memilih mengembangbiakan ikan mas koi. Sebab, ikan asal Jepang itu, bernilai jual tinggi. Ikan koi juga bisa menjadi santapan di restoran berkelas di negeri asalnya. Namun, para konsumen menyukai ikan koi karena warna tubuhnya yang indah. Tak urung, pagelaran ikan koi tingkat internasional pun sering digelar di mancanegara.

Dalam pembudidayaan koi, petani cenderung memilih ikan berjenis impor dan lokal. Untuk mendapatkan bibit ikan berkualitas, koi mesti ditanam dengan pengairan yang seimbang. Kolam ikan harus ditumbuhi lumut untuk menyamankan kehidupan koi. Biasanya, petani bakal memberikan PK5 atau PK2 sebagai santapan koi. Namun, petani mesti menambah menu khusus untuk makanan ikan-ikan koi yang bakal diperlombakan. Nah, untuk membahas upaya tersebut, para petani membicarakannya dalam wadah khusus bernama Blitar Koi Center.(KEN/Agus Ainul Yakin dan Danang Sumirat)

Sumber:
http://berita.liputan6.com

Varietas Koi

VARIETAS KOI


kuchibeni kohaku

ippon hi kohaku

nidan kohaku

sandan kohaku

yondan kohaku

maruten kohaku

menkaburi kohaku

inazuma kohaku

taisho sanshoku

nidan taisho sanshoku

tsubo sumi taisho sanshoku

showa sanshoku

hi showa

kindai showa

shiro bekko

aka bekko

ki bekko

doitsu aka bekko

doitsu shiro bekko

ginrin shiro bekko

tancho kohaku

tancho sanshoku

tancho showa

tancho doitsu kohaku

tancho ginrin kohaku

shiro utsuri

hi utsuri

ki utsuri

doitsu shiro utsuri

ginrin shiro utsuri

ai-goromo

sumi koromo

budo koromo

koromo showa

ginrin kohaku

ginrin sanshoku

ginrin showa

asagi

hi asagi

ginrin asagi

shusui

hi shusui


yamabuki ogon

cream ogon

platinum ogon

orenji ogon

kinginrin hi ogon

doitsu platinum ogon

hariwake

doitsu hariwake

kujaku

doitsu kujaku

kikusui

platinum kohaku

yamato nishiki

doitsu yamato nishiki

kinsui

kin showa

kinki utsuri

ginshiro utsuri

kinhi utsuri

aka-muji

kigoi

sora goi

chagoi

ginrin chagoi

ochiba shigure

doitsu ochiba shigure

ginrin ochiba shigure

goshiki

ginrin goshiki

kage sanshoku

kage hi utsuri

kage shiro utsuri

midorigoi

hageshiro

kumonryu

beni kumonryu

aka matsuba

mizuho ogon

shiro matsuba

doitsu kohaku

doitsu sanshoku

doitsu showa