Minggu, 04 Oktober 2009

Kolam Ikan Koi

Membuat Kolam Koi

Berbeda dengan koiam untuk membudidayakan ikan konsumsi, kolam koi di taman, tidak perlu di-ukur elevasinya. Kolam koi bisa dibuat seluruhnya di bawah permukaan tanah, di atas permukaan ta-nah, atau kombinasi. Tidak seperti kolam ikan konsumsi yang harus kombinasi. Ada kalanya kita perlu membuat kolam koi yang seluruhnya berada di atas tanah, karena lokasinya di samping rumah yang biasa untuk lalu-lalang orang. Kolam seperti ini tentu akan cepat kotor Jika seluruhnya di bawah permukaan tanah, maka kita ambil bentuk yang me-nonjol. Suatu saat mungkin orang ingin membangun kolam yang cukup luas pada areal taman yang sudah jadi, maka akan kelihatan kurang menarik apabila kolam ini terlalu menonjol sehingga menutupi kein-dahan bagian taman yang lain. Dalam hal ini kolam yang seluruhnya berada di bawah permukaan tanah lebih disukai. Dan tidak jarang mereka menghendaki kolam yang lebih dalam di sudut pekarangan (tamannya), sehingga mereka memendam sebagian kolamnya di dalam tanah dan sebagian lagi menonjol ke permukaan tanah. Berbagai pilihan memang harus ditentukan setelah melihat situasi dan kondisi secara keseluruhannya.
Setelah menentukan bentuk yang dikehendaki, kolam bisa dirancang di atas tanah dengan tali plas-tik atau slang air agar bentukan jadinya mudah kelihatan. Kemudian tanah bisa mulai digali dengan cangkul. Jika menginginkan kolam dengan dua keda-laman, bagian luar dangkal sebelah tengah lebih dalam, hendaknya direncanakan sejak awal hingga tidak merepotkan yang mengerjakan kolam. Kolam dengan dua kedalaman sangat berguna bagi koi, terutama untuk persembunyian mereka dari panas yang terlalu terik.
Bahan baku pembuat kolam hendaknya di-gunakan batu bata. Dengan bentuknya yang kecil batu bata bisa dibuat sangat fleksibel sesuai keingin-an kita. Berbeda dengan batako yang berukuran besar yang menyulitkan kita Jika menginginkan bentuk berlekuk-lekuk. Pada dasar kolam bisa dipasang bata atau dicor. Namun, sebelum itu semua hendaknya sedari awal ditentukan di mana letak pintu pembuangan dan pemasukan air. Pintu pembuangan bagi kolam yang dibangun seluruhnya di dalam tanah, memang tidak mungkin dibuat. Untuk seluruh kolam harus dipikirkan sirkulasi airnya. Artinya Jika kita menghendaki kolam berair terjun atau ber-air mancur sudah harus dipikirkan di mana letak pompa, filter air, dan bagian yang bakal dibuat ter-juannya. Oleh karenanya, sekali lagi sangat penting bagi kita untuk menuangkan angan-angan dan ke-inginan kita ke dalam gambar yang rinci. Jangan sampai kita masih harus membongkar pasang ketika bangunan sudah selesai. Ketika bangunan sudah rapi dan kita lupa membuat sebuah lubang maka tentu akan menambah pekerjaan, karena kita juga harus membuat saluran yang berhubungan dengan lubang itu.
Permukaan kolam hendaknya Jangan dibuat licin seperti kita membuat rumah, karena akan menyulitkan lumut tumbuh. Dengan melapisi semen (mengaci) agak kasar, kita berharap justru kolam akan menjadi licin dan nyaman bagi ikan karena adanya lapisan lumut yang ada di permukaannya. Pengerjaan bagian atas kolam tidak selalu harus di-selesaikan dengan bata juga, tapi bisa dipakai batu-batuan yang mempunyai bentuk artistik dan (Jika mungkin) antik. Karena kolam tidak mungkin hadir sendirian dalam taman, sediakan juga ruangan untuk tempat menanam tanaman. Di latar belakang kolam lebih cocok untuk tanaman karena tidak menghalangi pandangan.

Bentuk Kolam

Bentuk kolam untuk koi memang bisa dibuat macam-macam asal tetap disesuaikan dengan luas tanah yang tersedia. Pada prinsipnya ada dua corak/ tipe kolam koi yang umum yaitu formal (resmi) dan non formal (tidak resmi). Tipe kolam yang terakhir biasanya bentuknya lebih fleksibel dibandingkan bentuk yang pertama yang rata-rata serba simetris, geometris, misalnya bundar, persegi panjang, atau bujur sangkar. Bentuk kolam resmi ini biasanya akan terasa terpisah dengan lingkungan sekitarnya, karena memberikan kesan yang serba "teratur" dan "disiplin". Padahal maksud kita membuat kolam adalah untuk membantu kita melepaskan ketegang-an dan memberi hiburan pada kita. Jika toh yang kita temukan kesan formal, yang serba teratur tentu ibarat lolos dari mulut macan jatuh ke mulut buaya, Berbeda dengan kesan yang ditimbulkan oleh kolam formal, pada kolam non formal kita akan menemu-kan kesan tenang, menyatu dengan sekitar kita, dan menyejukkan. Kalau toh dibangun dekat rumah, kolam terasa bukan merupakan bagian lain dari rumah, yang jelas bentuknya mendekati formal (serba geometris dan simetris), tapi merupakan peleng-kap, kalau tidak boleh disebut hiasan, untuk meng-hilangkan kesan kaku dan baku pada bentuk rumah. Bentuk formal bukannya tidak perlu pada kolam taman. Kolam formal mempunyai kelebihan, yaitu mudah dikerjakan dan lebih kuat. Berbeda dengan kolam non formal yang bentuknya tidak baku, sering kita memberi adonan yang tidak sama rata untuk setiap bagian kolam. Oleh karena itu ba-nyak yang kemudian menggabungkan kedua bentuk itu. Artinya pada bagian dalam kolam dibentuk sedikit formal (agak lonjong atau agak persegi panjang) kemudian pada bagian luarnya (atasnya) diberi beberapa penekanan sesuai dengan selera kita. Kalau toh mereka ingin memilih bentuk formal, berhu-bung tanah yang tersedia memang mengharuskan mereka untuk memilih itu, kesan formal bisa dihi-langkan dengan membuat kolam dalam bentuk formal tidak lengkap. Sebagai misal tanah yang tersedia di pojok rumah seluas 4 meter persegi (bentuk bujur sangkar tanahnya) mereka bisa membuat kolam 3/4 lingkaran atau 1/2 lingkaran.
Kolam taman, baik yang resmi maupun yang tidak resmi, bisa tampil dalam berbagai wajah. Anta-ra yang satu dengan lainnya memang tidak diharam-kan untuk digabung, dan tidak pula mengecewakan bila tampil secara pribadi. Aneka bentuk kolam koi yang bisa dipilih.
Kolam berbentuk bundar. Kombinasi kolam di atas permukaan tanah dan di bawah tanah.
Kolam simetris di atas permukaan tanah.
Kolam setengah bundar. Dibawah permukaan tanah (atas) dan di atas permukaan tanah (bawah).

Kolam taman bisa tampil dengan tiga rupa, yaitu kolam taman apa adanya tanpa diiringi irama geme-ricik air, kolam taman dengan iringan musik air yang ditimbulkan air mancur di tengah kolam, dan yang terakhir kolam taman dengan iringan kecipak dan sejuknya air terjun. Bagi mereka yang menyukai ke-tenangan tentu kolam yang tenang tanpa kecipak air yang dikehendaki, sedangkan yang suka akan suasa-na alam dan menginginkan suasana alami kolam tipe terakhir yang dilengkapi air terjun yang lebih di-sukai. Berbeda dengan mereka yang mempunyai bibit-bibit aristrokasi dalam dirinya, tentu lebih menyukai kolam dengan air mancur di tengahnya.
Ketiga rupa kolam taman tersebut bukanlah harga mati yang tidak bisa dikutak-katik lagi. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin kita memilih bentuk kolam lain yang tak kalah eksotiknya. Misalnya saja kolam dengan aliran air pada salah satu sisi-nya yang mengesankan koi berada di dalam ling-kungan perairan yang mengalir. Bisa juga aliran air ini ada di bagian tengah kolam, yang mengesankan koi berada dalam perairan yang menggelegak, me-j nakjubkan.
Variasi penampilan kolam memang bisa seribu muka. Seperti misalnya kita memilih air terjun lang-sung tanpa melewati tebing buatan yang mengesankan suasana perbukitan atau pegunungan. Dan untuk menutupi kekakuan ini. kita pasang kincirair yang bisa mengalunkan musik ketika berputar tertimpa aliran air ini. Yang harus kita ingat bahwa pilihan kita itu harus tetap kembali pada kondisi kolam itu sendiri, berapa besar dan di mana letak-nya. Kita tidak mungkin membuat pancuran air atau air mancur pada kolam kecil yang terletak di depan jendela kita. Kolam kecil di depan jendela atau di serambi hanya cocok tanpa perlengkapan rnacam-macam. Tiupan angin pada air yang memancar ke atas bisa bikin repot. Bila lokasi memungkinkan, kita bisa memvariasi bentuk dengan membuat kolam besar dan kecil. Kolam kecil untuk keluarnya air hingga luber ke arah kolam besar yang berisi ikan, yang sudah pasti akan mengingatkan kita pada suasana mata air (belik) di pinggir-pinggir sungai di Jawa.

Lokasi

Saat memilih lokasi kolam koi, kita dihadapkan berbagai pertimbangan. Dari segi teknis diharapkan lokasi kolam nantinya tidak bakal tergusur oleh ba-ngunan Jika kita ingin mengembangkan rumah. Ini mengisyaratkan bagi kita, Jika kita masih ingin mem-perlebar tempat tinggal kita, kolam koi tidak boleh dibangun di dekat rumah. Jika rencana pengembang-an sudah tercetak di dalam blue print (cetak biru) kita bisa lebih leluasa menentukan letaknya. Sebaliknya Jika kita sudah merasa pas dengan rumah yang ada, kolam koi bisa dibuat menempel rumah, di teras depan, serambi kanan atau kiri, bahkan di halaman belakang. Malahan ada beberapa orang yang membangun kolam koi menembus sebagian tembok rumahnya, dan koi yang berkecipak ke sana ke mari akan jelas kelihatan dari lantai kamar yang terbuat dari kaca tebal.
Jika kita memilih membangun kolam dekat rumah, atau di depan jendela kamar, kita harus siap-siap dengan risikonya. Risiko ini tidak lain adalah kelembapan yang bakal ditimbulkan oleh kolam koi ini. Oleh karena itu sangat dianjurkan membuat kolam koi setidaknya berjarak 4 meter dari rumah. Hal tersebut tentu tidak memungkinkan bagi yang memiliki sepetak rumah bertipe 27/66 m2. Bagi mereka yang rejekinya pas-pasan ini (sampai rumah pun luasnya pas-pasan), bisa menempuh risiko tersebut, dengan pertimbangan kolam yang dibuat kecil saja, sehingga kelembapan yang bakal ditimbul-kannya pun tidak seberapa banyak. Berbeda tentu-nya dengan mereka yang menginginkan kolam yang luas, tentu risiko kelembapannya pun akan lebih besar.
Selain itu lokasi yang dipilih hendaknya bebas dari naungan pohon-pohonan. Bagi yang memiliki pekarangan luas, pilihlah lokasi yang tidak berada di bawah pohon yang besar. Daun-daunan yang gugur selain akan mengotori kolam yang tidak enak dilihat, juga akan menurunkan pH air kolam, sehingga koi menjadi tidak sehat. Jika tidak ada lahan lagi yang terbebas dari tanaman, maka kita harus menentukan pilihan, lebih sayang kepada pohon atau tetap akan melaksanakan keinginan kita mempunyai kolam koi.
Sebenarnya pohon tidak perlu dibabat habis, kurangi cabang dan dahan di atas lokasi kolam koi. Naungan dari kerindangan pohon tetap dibutuhkan kolam koi untuk mencegah sengatan matahari agar kolam tidak lekas berlumut. Jika bisa, usahakan lokasi terletak di sebelah timur rumah agar hanya sinar matahari saja yang menerpa di atas kolam, tidak matahari siang yang terik.
Bagi mereka yang pekarangannya hanya beberapa meter persegi, dan itu pun sudah kedahuluan pohon belimbing atau jambu air, memang tidak ada pilihan lain kecuali mencabut pohon tersebut.

Kolam Untuk Koi

Ikan koi memang ikan pajangan di kolam taman. Jika koki mungkin merajai akuarium, maka koi mungkin raja ikan hias dalam kolam taman. Ibarat pohon raksasa, koi memang lebih pantas me-nempati kolam taman yang luas dibandingkan kerabatnya koki yang bagaikan pohon bonsai lebih pantas dalam akuarium. Tentang hal ini seorang pengusaha ikan koi di daerah Jawa Barat pernah ber-komentar; Jika koi ditempatkan dalam akuarium maka yang bisa dinikmati hanyalah tubuh bagian samping saja, sedangkan kecantikan koi yang justru lebih banyak di bagian atas tubuhnya malah tidak tampak. Dengan menempatkan mereka dalam kolam taman, kita leluasa menikmati keelokan tubuhnya bukan saja bagian atas tapi juga keseluruhan tubuhnya.
Untuk bisa menikmati koi dalam kolam taman, harus kita siapkan kolam yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan koi. Artinya, kolam yang mesti kita sediakan selain memenuhi syarat teknis, juga secara estetis bisa dinikmati.

Semula orang menyangka sulit mempunyai kolam koi, karena dalam pikirannya terbayang ke-butuhan lahan yang hams cukup luas. Untuk kolam koi memang secara teknis menghendaki lahan yang luas, tapi Jika lahan tersebut tidak mungkin diusaha-kan, tentu saja masih tersedia kesempatan bagi kita yang lain untuk memenuhi keinginan kita memiliki kolam koi.
Dalam kehidupan keluarga modern kebutuhan rekreasi ditempatkan sejajar dengan kebutuhan lain-nya seperti sandang, pangan dan papan. Kolam untuk koi tidak jarang menjadi bagian dalam deko-rasi sebuah taman yang rekreatif. Artinya bahwa kolam untuk koi tidak sekedar hadir untuk tempat tinggal koi, tanpa memanjakan mata yang melihat-nya, tapi kehadiran kolam koi dalam sebuah taman harus menyatu dengan taman itu secara keseluruh-an. Dengan demikian, tembok yang membatasi air bukan menjadi pembatas dengan lingkungannya yang merupakan tanaman, melainkan justru menjadi pengikat antara kedua media yang hadir dalam taman tersebut. Berdasarkan patokan tersebut, ben-tuk kolam taman untuk koi nantinya tidak kaku dan formal, melainkan elastis dan dapat lebur dengan lingkungan kolam secara keseluruhan.

Sumber:
http://www.breederkoi.com