Selasa, 24 Juli 2012

Kondisi larva menentukan keberhasilan budi daya ikan hias

Larva yang baru menetas sangat peka terhadap lingkungan seperti suhu, sinar matahari, dan kualitas air. Untuk itu, sebaiknya larva diperlakukan secara hati-hati, terutama saat mengganti air. Penggantian air ini dilakukan setelah larva mulai berenang. Jumlah air yang diganti tidak lebih dari separo.  Terutama bila menggunakan obat anti jamur saat penetasan, airnya harus secepat mungkin dihilangkan dengan cara setiap hari diganti. Obat anti jamur seperti metil biru dalam kadar pekat yang berada dalam air kotor lebih dari seminggu akan bereaksi menjadi komponen kimia berbahaya bagi larva sehingga memepercepat naiknya amonia. Kualitas air ini harus terjaga, terutama suhunya antara 26-29 C yang umum untuk ikan-ikan tropis.

Pakan jangan terlambat diberikan ke larva. Larva yang kurang pakan akan mudah mati. beberapa jenis ikan yang kanibal malahan saling menggigit bila lapar sehingga cukup banyak larva yang mati. Masa kritis larva biasanya saat akhir metamorfosis atau saat tmbuhnya sirip.

Kolam untuk pemeliharaan larva yang memakai tanaman air biasanya terdapat banyak hama larva seperti kalajengking air dan larva capung. Hama ini senang hidup, tumbuh dan berkembang di akar tanaman air. Kalau air selalu bersih, hama akan enggan berkembang. Untuk itu, air kolam perlu sesering mungking diganti.

Penggantian air kolam memerlukan teknik tersendiri agar larva tidak ikut hanyut. Penggantian air dilakukan dengan membuka saluran pembuangan. Di mulut pembuangan sudah dilengkapi saringan halus. Bila larva akan dipindahkan, sebaiknya dilakukan 2-3 hari setelah larva mulai berenang dan sudah mulai makan biasanya mulai kuat. Memindahkannya saat pagi hari sebelum pemberian pakan. Pemindahan dilakukan dengan menyerok larva menggunakan mangkok atau sendok besar. Sebaiknya blarva tidak dikeluarkan dari air.